MENGELOLA MEDIA
PERUSAHAAN (HOUSE JOURNAL)
OLEH
KHUSNUL KHOTIMAH
(MAHASISWA ILMU
KOMUNIKASI SEMESTER 3 UNG)
ABSTRAK
House Journal adalah
salah satu bentuk media komunikasi Pubic Relations yang paling tua.Bentuk-bentuk
House Journal dalam perusahaan yang
sangat luas, dengan berbagai kantor cabang di mana-mana dan juga lokasi
pabriknya tersebar, hampir kelima bentuk House
Journal ini diterbitkan untuk setiap publik yang berbeda.House Journal sebagai salah satu media
bentuk kegiatan Public Relations.
Dalam pembuatan House Journal kita
menetapkan tujua penerbitan.public relations memerluka media house journal
dalam memelihara citra positifdan dukungan public yang menguntungkan. Dalam
house journal ada juga cara menulis naskah house journal, menulis untuk media
massa, termasuk cetak itu bergantung kepada bentuk naskah surat kabar, majalah
dan media cetak lainnya. Dalam mendesain house journal atau perancangan tata
rupa majalah, sering disebut bidang artistik, yaitu istilah yang mengacu pada
ikhwal “art” atau “artist”.istilah ini mengandung makna :keindahan dan
keterampilan yang imajinatif.dalam penyuntingn naskah juga ada satu tanggung
jawab yang dipukul oleh banyak orang di surat kabar (termasuk house journal
pen).dalam menerbitkan house journal bisa dalam bentuk elektronik yaitu dengan
menggunakan kaset audio, kaset vidio, dan komputer.
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang Masalah
House
Journal adalah salah satu bentuk media
komunikasi Public Relations yang paling tua. Orang-orang Amerikanya House Journal bernama The Lowell Offering (1842), The I. M. Singer & Co’s Gazette (1855)
dan The Travelers Insurance Companies (perusahaan
asuransi perjalanan) dengan Protector (1865).
Kehadiran House Journal membuktikan
bahwa penerbitan media ini bukan kegiatan baru bagi Public Relations atau hanya
kegiatan penunjang saja. Di Inggris Raya, Lever
Brothers telah meluncurkan media House
Journal menghadapi akhir abad ke-19 (Jefkins,1988:154).
Dalam bukunya Essentials of Public Relation, Frank Jefkins, lebih jauh
menyebutkan bahwa House Journal memiliki
berbagai nama lain seperti House Organs (penerbitan
internal), employee newspaper (surat
kabar karyawan), dan company newspaper (surat
kabar perusahaan). Selain yang disebutkan Jefkins, nama yang lainnya seperti inhouse magazine (majalah internal), di
Indonesia disebut majalah intern. Dengan kata lain majalah itu diterbitkan
khusus untuk kalangan terbatas.
House
Publication (publikasi sendiri) tidak dibatasi hanya diterbitkan oleh
perusahaan atau organisasi profesi dalam dunia perdagangan dan industri. Pada
kenyataannya hampir setiap bentuk organisasi di sektor swasta, perdagangan atau
non perdagangan menerbitkan House
Journal. Di indonesia baik perusahaan organisasi massa (nonprofit) seperti
organisasi profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi pemuda dan
organisasi sosial politik, berupaya menerbitkan House Journal.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang mempengaruhi
dalam mengelolah media perusahaan ( House Journal).?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk
memahami bagaimana cara mengelolah media perusahaan (House Journal)
BAB II
Pembahasan
2.1
Bentuk-Bentuk
House Journal
Frank Jefkins menyebutkan terdapat lima
bentuk utama House Journal:
1.
The
sales bulletin: sebuah bulletin sebagai media komunikasi regular antar seorang
sales manajer dengan salesmen-nya di lapangan. Terbit secara mingguan.
2.
The
newsletter: berisi pokok-pokok berita yang
diperuntuhkan bagi pembaca yang sibuk.
3.
The
magazine: berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar, koto,
diterbitkan setiap bulan atau tribulan.
4.
The
tabloit newspaper: mirip surat kabar populer (umum)
dan berisikan pokok-pokok berita yang sangat penting, artikel pendek, dan
ilostrasi. Diterbitkan mingguan, dwimingguan, bulanan, atau setiap dua bulan
sekali.
5.
The
wall newspaper: bentuk media komunikasi staf atau kariawan di satu lokasi pabrik,
perusahaan. Atau pasar suwalayan. Di indonesia di kenal dengan surat
kabar/majalah dinding.
2.2 Faktor-Faktor Yang
Harus Di Perhatikan Dalam Pembuatan House Journal
House
Journal sebagai salah satu media bentuk kegiatan pabrik relations sudah
seharusnya di arahkan kepada pencapaian tujuan dari perusahaan/lambang itu
sendiri, yaitu membangun citra positif public terhadap perusahaan/lambang
dengan harapan untuk mendapat dukungan dari publicnya. Terdapat beberapa faktor
oleh public relations dalam pembuatan house journal, yaitu:
1.
Readers (pembaca).
Penting untuk diketahui
bahwa seponsor dan redaksi dari house journal harus secara pasti tahu siapa
yang menjadi target/sasaran pembaca, apakah manajemen, eksekutif atau karyawan
kebanyakan.
2.
Kuantitiy (eksemplar, tiras/opla)
Jumlah tirah dari house
journal yang diterbitkan tentunya harus disesuaikan dengan jumlah konsumen.
3.
Reguency (waktu terbit
atau edisi)
Dari fasilitas dan
biaya yang ada dapat diputuskan untuk menerbitkan sebuah house journal dengan
waktu edisi terbit, harian, mingguan,bulanan atau dengan waktu yang jarang,
dwibulanan, triwulanan tetapi tidak boleh ada celah yang terlalu besar karena
akan menghilangkan dari keberkalaan atau kontinuitas terbit.
4.
Policy (kebijakan
redaksi)
Dalam pembuatan house
journal menetapkan tujuan penerbitan.
5.
Title (nama house
journal)
Nama dan logo house
journal termasuk dalam rancangan/desains.
6.
Proses pencetakan.
Proses pencetakan ini
ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: bentuk dan lembarnya house
journal, jumlah eksemplar/tiras, penggunaan warna (banyak warna, sebagian atau
hitam putih dan jumlah gambar/foto).
7.
Style
(format/gaya/bentuk).
Hal-hal yang
mempengaruhi penampilan/gaya house journal adalah ukuran halaman, beberapa
banyak kolom,tipo gafik,ilustrasi,kesimbangan berita,feature dan artikel.
8.
Free issue or cover
price.
Ada dua pendapat
mengenai hal ini, pertama house journal itu tidak dihargakan/dijual, sedangkan
yang lainnya berpendapat bahwa apabila house journal itu ingin dihargai atau
dinilai lebih tinggi, tidak sekedar iseng belaka, house journal itu
dihargaka/dijual
9.
Advertisement (iklan)
Seperti halnya media
pers lainnya, house journal mampu menyerap iklan.
10. Distribution
(sirkulasi)
Dalam mendistribusikan house
journal harus diperhitungkan aktualitas penerbitan.
2.3
Public Relation Memerlukan Media House Journal
Dalam
pengelolaan media house lournal bisa sebagai alat manajemen atau sebagai
alat/provokasi karyawan atau bila perlu kombinasi keduanya yakni mencerminkan
kedua kepentingan (manajemen dan buruh/karyawan).
Komposisi informasi yang tertera dalam rubrik-rubrik
house journal tersebut mengacu pada kepentingan perusahaan perusahaan itu
sendiri. Misalnya house journal ini ingin menampilkan dua kepentingan manajemen
dan karyawan, dengan komposisi presentasi misalnya, manajemen 50% dan karyawan
50% atau 60%:40%, 70%:30%, 80%:20% atau komposisi ini bisa dibalik.
Setelah itu perlu dibuat matriks proporsi halaman
pada house journal yang mencerminkan kepentingan manajemen dan karyawan.
Misalnya halaman untuk nama-nama rubrikasi.
Contoh
Matriks Proporsi Halaman
Jenis informasi/ Manajemen Karyawan
Sifat informasi 60% 40%
|
Rubrikasi Rubrikasi
Informatif 3
halaman 2
halaman
Edukatif 2
halaman
1 halaman
Hiburan 1 halaman 1 halaman
|
2.4 proposal Penerbitan
House Journal
proposal penerbitan media komunikasi House Journal Public Relations suatu
perusahaan mencakup:
1.
PENDAHULUAN
2.
MEDIA KOMUNIKASI
3.
SEGMEN PEMBACA
4.
RUBRIKASI dan
PERIODISASI
5.
ANGGARAN BIAYA
PENERBITAN
6.
STRUTUR ORGANISASI
PENERBITAN
7.
PENAWARAN PEMASANGAN
IKLAN
8.
RENCANA KEGIATAN
2.5 Majalah Penerbitan
House Journal
Manajemen adalah kemampuan untuk mengelola, mendayagunakan, dan
mengarahkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
Unsur-unsur manajemen terdiri dari man (sumber dayamanusia), money
(model), machine (fasilitas
produksi), material (bahan buku), dan
method (cara atau oprasionalnya).
Masalah manajemen berkaitan dengan usaha untuk memelihara
kerjasama kelompok orang dalam satu kesatuan serta memanfaatkan sumber daya
yang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Definisi manajemen menurut JAMES STONER adalah proses
perencanaan dan pengoganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lain yang ada dalam organisasi
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut H. Fayol, fungsi manajemen adalah perencanaan
pengorganisasian, pemberian komando/perintah, pengkoordinasian dan pengawasan.
Beberapa kegiatan dan sasaran public relations yang mendukung
sasaran manajemen suatu perusahaan:
1.
Building
corparate identities and image (membangun identitas
perusahaan dan citra perusahaan)
2.
Facing
crisisi yaitu mengatasi keadaan krisis yang
dialami perusahaan yang disebabkan berbagai hal.
3.
Promation
public couse yaitu mempromosikan hal-hal yang
menyangkut kepentingan umum/masyarakat.
Empat bidang penting dalam suatu
penerbitan adalah: (1) bidang redaksi; (2) bidang periklanan; (3) bidang
sirkulasi; (4) bidang keuangan (Rorimpandey, dalam Wibisono, 1991:33). Frank
Jefkins menyebutkan: (1) the editorial
department; (2) the advertisement
department; (3) production
department; (4) circulation department (1984:100).
2.6. Pembagian Bidang
Redaksi House Journal
Penerbit (publisher) atau pemimpin umum memiliki wewenang tertinggi dalam
penerbitan (seperti pers atau house
journal). Dalam pengorganisasiannya pemimpin umat ini membawahi lima bidang
yaitu: (1) bidang redaksi; (2) bidang iklan; (3) bidang sirkulasi; (4) bidang
produksi; (5) bidang perusahaan atau usaha;.
Managing
Editor/Redaktur pelaksana memimpin suatu susunan: (1) bagian operasi yang
memburu,mengejar dan mengumpulkan pemberitaan penerbitan pers atau house journal; (2) bagian pengelolaan
yang mengadakan prosesing isi pemberitaan penerbitan pers atau house journal
sampai matang.
Masalah yang banyak timbul adalah
terjadinya jurang pemirsa yang lebar antara pemimpin redaksi dan reporter,
karena bagian redaksi seorang yang menjaga “gawang” berita-berita yang masuk
sebelum berita itu “diloloskan” kepercetakan dan koordinator reportase mengatur
dan memimpin para reporter, menugaskan merekan untuk mencari bahan berita.
2.7. Perencanaan Isi
Dan Rubrikasi
Beberapa hal pokok untuk menilai
informasi tersebut mempunyai news value (nilai berita) dan news worthy (beharga
sebagai berita) atau tidak yaitu:
1. Significant (penting,
apakah berita itu penting untuk pembaca atau tidak?
2. Magnitude (besar),
cukup besarkah pengaruh berita itu terhadap pembaca atau tidak?
3. Aktualitas,
apakah berita ini baru untuk pembaca atau tidak?
4. Proximity (jarak),
apakah berita tersebut punya kedekatan jarak atau tidak terhadap pembaca.
Kedekatan ini bisa bersifat geografis atau psikologis.
5. Human interest,
ada sentuhan kemanusiaannya atau tidak?
6. Prominent (terkenal),
apakah yang diberitakan cukup terkenal atau tidak?
Contoh nama rubrikasi untuk house journal
suatu perusahaan di antaranya: laporan utama, laporan khusus, teknologi,
keuangan, fisi,trend. Peristiwa pemberita, lingkungan dan keselamatan,
interaksi, halaman kita, perjalanan, serba serbi, tokoh, memo, resensi.
2.8. Pengumpulan
Informasi Untuk House Journal
Melvin Mencher, dalam bukunya Basic News Writting mengemukakan tiga sumber utama memperoleh
informasi untuk berita adalah:
1. Pengalaman
langsung: Fakta dan data diperoleh seorang reporter dengan melakukan pengamatan
langsung atau obsevasi ke lokasi kejadian atau peristiwa secara langsung. Pada
pelaksanaannya reporter dikejar waktu dan banyak beresiko tinggi. Fakta inilah
yang membawa tingginya nilai berita.
2. Human source
(nara sumber): Fakta dapat diperoleh dengan melakukan wawancara kepada
orang-orang yang menyaksikan, terlibat atau terkait dengan peristiwa itu.
Misalnya orang yang berwenang tentang suatu objek, orang yang terlibat dalam
suatu peristiwa. Reporter melakukan hal ini biasanya karena untuk menambah
fakta dan data setelah mengamati langsung atau reporter tidak dapat mengamati
langsung suatu peristiwa.
3. Menelusuri
berbagai laporan, dokumen, bahan referensi lainnya, termasuk kliping koran,
film dan rekaman dari perpustakaan stasiun penyiaran,pertemuan,rekaman
tape,pengadilan,polisi, catatan legislatif, anggaran, dan catatan pajak.
2.9. Menulis Naskah
untuk House Journal
Menulis naskah untuk media masa,
termasuk cetak itu bergantung kepada bentuk naskah yang hendak di tulis. Secara
garis besar bentuk-bentuk naskah surat kabar, majalah dan media masa cetak
lainnya (termasuk house journal) adalah bentuk berita, feature/tuturan/karangan
khas, newsfeature, dan artikel
Berita (news) adalah laporan tentang
fakta atau ide yang termasak, yang di pilh oleh staf redaksi atau media
penerbitan untuk disiarkan,yang dapat menarik perhatian pembaca. Hal itu bisa
saja karena ia luar biasa, karena pentingnya atau akibatnya, atau juga karena
ia mencangkup segi-segi human interenst, seperti humor, emosi, dan ketegangan.
Menurut Patmono,alasan penulisan seperti
itu untuk memudahkan penyunting atau pembuangan informasi yang tidak penting,
karena keterbatasan kolom yang tersedia di surat kabar atau majalah. Cara
menuliskan berita dimulai dengan penulisan lead
atau teras berita. Teras berita ini
merupakan bagian terpenting dari seluruh berita. Karena itu ia memuat unsur
5W+1H. Kelima W itu ialah What (apa),
Who (siapa), Where (dimana), When (kapan),
dan Why (mengapa), sedangkan 1H
berarti How (bagaimana). Unsur apa
dari keenam yang akan ditonjolkan dalam berita bergantung dari faktanya.
Dalam teknik menulis berita, jika teras
berita telah dapat dirumuskan umumnya tubuh berita hanya tinggal meneruskan.
Mengingat teknik menulis berita erat pula hubungannya dengan bahasa jurnalistik,
gaya dan teknik menulis berita harus berpegang pada: (1) laporan berita
haruslah bersifat menyeluruh; (2) ketertiban dan keteraturan mengikuti gaya
menulis berita; (3) tepat di dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa; (4)
ekonomi kata harus diterapkan; (5) gaya penulisan haruslah hidup, punya makna,
warna dan imajinasi.
Lebih jauh, Assegaff menyebutkan fungsi
artikel dalam bentuk tajuk rencana (editorial)
adalah:
1. Menjelaskan latar
belakang. Dalam fungsi pertama ini tajuk rencana
berfungsi untuk memberikan kaitan suatu berita dengan kenyataan-kenyataan
sosial lainnya.
2. Mengisi latar belakang.
Dalam fungsi kedua ini tajuk rencana berfungsi untuk memberikan kaitan sesuatu
berita dengan kenyataan-kenyataan sosial lainnya.
3. Meramalkan masa depan.
Dalam fungsi ketiga ini, si penulis tajuk rencana menjadi futuris dengan
analisis mencoba memberikan ramalan apa yang akan terjadi dan karena itu kita
dapat berjaga-jaga atau memanfaatkan sesuatu di masa depan.
4. Meneruskan suatu penilaian
moral. Dalam fungsi yang keempat ini, seorang
penulis tajuk rencana memberikan penilaian dan sikapnya atas suatu kejadian.
2.10. Desain House
Journal
Bidang desain atau perancangan tata
rupa majalah, sering disebut bidang artistik, yaitu istilah yang mengacu kepada
ikhwal “art” atau “artist”. Istilah ini mengandung makna:
keindahan dan keterampilan yang imajinatif. Oleh karena itu, perancangan tata
rupa acapkali memang hanya dihubungkan dengan soal keindahan.
Membentuk karakter suatu House Journal dilakukan dengan berbagai
cara yaitu:
1. Menentukan
nama dan membuat logo House Journal
dengan cermat.
2. Membuat
sistem tata letak (lay out) kulit
muka beserta halaman isi secara konsinsten namun variatif, agar tampak dinamis
(tidak monoton) serta terpadu.
3. Pemilihan
kelompok huruf yang dipakai serta memilih warna identitas bila perlu.
4. Memilih
gaya penempilan yang khas dan efektif sejalan dengan konsep dasar editorialnya
(di dalamnya termasuk: maksud, tujuan, sasaran dan strategi kominikasi).
Gaya penampilan dapat serius, santai,
ilmiah, populer, elit, bisa, akrab, dingin, hangat, resmi, main-main, klasik,
futuristik, tradisional, modern, glamour, lugu, dewasa, remaja dan sebagainya.
Dapat pula gaya berupa paduan beberapa sifat yang saling menjalin secara
harmonis.
Perangkat tata rupa House Journal:
1. Tipografi, seni
memilih huruf dan menyusunnya secara efektif dan menarik. Dalam penerbitan,
kelompok huruf dibagi dua menurut fungsi dan penampilan, yaitu: (a) huruf teks (body copy); (b) huruf judul (display). Bentuk huruf mempunyai segi:
(a) keterbacaan; (b) keindahan; (c) sifat khas.
2. Kisah atau grid, berupa
garis-garis penolong (yang natinya tidak akan nampak pada hasil cetak),untuk
menampilkan “sistem” perupaan sebagai peletakan unsur-unsur visual, terutama
untuk kolom-kolom, batas ukuran gambar/foto, ruang untuk baris judul bila ada,
yang berlaku untuk seluruh atau sebagian besar halaman-halaman dalam suatu House Journal.keseragaman ini perlu ada
agar:(a) memudahkan pekerjaan (jelas pegangannya); (b) membentuk kesatuan citra
(akibat kesatuan karakter lewat rupa).
3. Gambar dan foto, mempunyai
daya tangkap yang lebih langsungdan lebih segar dibandingkan dengan kata-kata.
Gambar dan foto dapat dicerna,dipahami, dan dirasakan, dalam waktu yang
singkat.
4. Ruang, dalam
perencanaan tata letak, ruang dibagi: (a) ruang kosong; (b) ruang isi (daerah
tulisan, gambar foto).
Bagian
desain House Journal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Kulit (kover), adalah
wajah yang mampu menarik perhatian,dan membangkitkan keingin tahuan calon
pembaca. Kulit muka adalahetalase yang harus mampu menggiring minat para
pelihat untuk masuk kehalaman-halaman isi di dalam. Kulit muka adalah juga
cermin kepribadian media yang paling dulu ditangkap orang. Oleh karena itu,
rancangan kulit harus istimewa dan khas. Rancangan kulit muka meliputi empat
unsur: (a) format dasar (bentuk ukuran); (b) logo (harus kena dengan karakter,
indah dan khas, deserta tulisan tanggal); (c) ilustrasi (gambar/foto/tulisan
khas); (d) judul-judul penunjuk isi (dari yang pertama sampai ukuran yang
menarik).
2. Daftar isi halaman
isi dapat mungkin dibuat menarik dan mudah ditemukan tempatnya (tidak tersembunyi).
3. Tulisan utama halaman
ini harus dirancang secara efektif, menarik dari nomor edisi ke nomor edisi
lainnya.
4. Halaman santai diperlukan
untuk “bernafas” , sering kali justru halaman yang sering kali dicari oleh
pembaca.
5. Halaman tengah satu-satunya
bagian yang tidak terputus, dapat dimanfaatkan untuk perupaan yang unik
menarik.
2.11. Penyunting Naskah
House Journal
Menyunting (editing) adalah suatu tanggung jawab yang dipukul bersama oleh banyak orang
di surat kabar (termasuk house journal pen). Penyuntingan mulai seorang
reporter memperbaiki tulisannyan sebelum dia menyerahkannya. Penyuntingan selesai ketika kesalahan terahir sudah
diperbaiki bedb erapa saat ketika edisi koran naik cetak- bahkah setelah itu
kalau (batas waktu) memungkinkan. Di antara kedua saat itu para subeditor (redaktur pembantu) menggunakan keterampilan
mereka. Seberapa pandai mereka menaikan peran itu menentukan perbedaan antara
tulisan yang yang sangat baik dibaca, bahkan mungkin mengasikan, dan yang
sedang-sedang saja.
Pada dasarnya, unkap Agee, tugas
seorang redaktur mencakup hal berikut:
1. Mencari
kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya.
2. Menjaga
jangan sampai terjadi kontradiksi dan mengedit berita tersebut untuk
memperbaikinya.
3. Memperbaiki
kesalahan dan penggunaan tanda-tanda baca, tata bahasa, ejaan, angka, namadan
alamat.
4. Menyesuaikan
naskah dengan gaya surat kabar (house journal pen) bersangkutan.
5. Mengetatkan
tulisan, membuat satu kata melakukan pekerjaan 3 atau 4 kata, menjadikan satu
kalimat, menyatakan fakta-fakta yang terdapat dalam satu paragraf, menyingkat
tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia.
6. Menjaga
jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda dalam tulisan yang memuakan (bad
taste)
7. Melengkapi
tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul, bila diperlukan.
8. Menulis
judul untuk berita bersangkutan.
9. Dibeberapa
surat kabar, redaktur juga menulis kotion (keterangan gambar untuk foto dan
pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disuntingnya.
10. Setelah
edisi itu naik cetak, koran tersebut ditelaah secermat mungkin sebagai
perlindungan lebih lanjut terhadap kesalahan dan dilakukan perbaikan jika
deadline masi memungkinkan.
Tugas redaktur adalah menciptakan atau
menulis judul. Fungsi judul yang baik adalah :
1. Menarik
perhatian pembaca.
2. Menyimpulkan
isi berita.
3. Menjadi
petunjuk pembaca mengenai isi halaman.
4. Menulis
mood berita.
5. Membantu
menentukan nada surat kabar.
6. Memberi
keringanan pada tipografi.
Judul juga berfungsi antara lain:
1. Bersaing
satu sama lain untuk menarik pembaca keberita-berita mereka. Berita yang baik
bisa saja terlewatkan karena judulnya menarik perhatian pembaca.
2. Menyediakan
bahan bagi paket pameran yang menarik.
3. Memberi
ciri khas dan stabilitas kepada koran.
4. Menjual
koran, terutama kepada edisi-edisi yang di pajang di kios-kios surat kabar.
2.12. Proses Pencetakan
House Journal
Dalam menerbitkan house journal,bisa
dalam bentuk elektronik yaitu dengan menggunakan kaset audio,kaset fidio, dan
komputer. Bisa juga dalam bentuk cetakan.
Dalam kondisi cetak, proses cetak berarti
usaha untuk mempromosikan atau menyalin dengan menggunakan suatu alat-alat
media atau secara semu dikatakan mencetak.
Dewasa ini ada beberapa model pencetakan
yang di kenal, antara lain sebagai berikut:
1. Cetak
offset
Pada
dasarnya cetak offset berdasarkan pada proses kimiawi seperti ritografi (saling
tolak antar lemak dan air). Penemu cetak offset adalah Schnefelder
Cetak
offset (termasuk cetak datar) menggunakan plat-plat logam. Plat cetak di pasang
di sekeliling silinder yang memberrikan prinsip rotasi dan kecepatan atau lebih
tinggi, di mana bagian yang mencetak dan bagaimana yang di cetak tingginya
sama, dengan prinsip bahwa lemak dan air sangat menolak di mana bagian yang
menarik tinta mampu menolak tinta cetaknya datar dalam suatu bidang. Proses
cetak ini disebut proses cetak tidak langsung.
Sesuai dengan perbedaan
penggunaannya,mesin cetak offset di bagi kedalam tujuh kelompok yaitu:
1. Duplikator
untuk kantor.
2. Mesing
cetak offset kecil.
3. Mesin
cetak ukuran medium.
4. Mesin
cetak ukuran besar.
5. Mesin
cetak multiwarna.
6. Mesin
cetak perfektor (warna tunggal dan multiwarna).
7. Mesin
cetak offset rotasi (satu warna dan multiwarna).
2. Letterpress
(cetak tinggi)
Pada
proses cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar lebih tinggi dari pada
yang tidak mencetak. Rol-rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang tinggi.
Tulisan dan gambar kemudian di pindahkan langsung ke atas kertas atau bahan
kertas lainnya dengan tekanan yang kuat.
Secara teknis, prinsip tekanan cetak di
kerjakan dengan tiga jalan yaitu:
1. Mesin
cetak tangan horizontal dan mesin tangan fertikal.
2. Mesin
cetak cepat, sistem ini menggunakan sebuah silinder yang membawa kertas.
3. Mesin
cetak rotasi, pada bagian mesin acuan cetak haruslah bulat, yang di bulatkan di
sekeliling sebuah silinder.
3. Gravure
Prinsip
cetak gravure yaitu semua bagian pecetakan dietsa atau dipahat pada plat
tembaga/baja. Setelah itu di beri tinta cetak yang masuk ke bagian yang dalam.
Kemudian plat tersebut dibersihkan dengan semacam pisau (doctor-blade),
tintanya tinggal di bagian yang dalam (yang lekuk) dan akan dipindahkan ke atas
kertas ketika dilakukan pencetakan.
4. Screen
printing
Proses
cetak ini dipakai terutama jika ketiga proses terdahulu tidak bisa terpakai,
karena acuan cetaknya tidak tinggi, tidak datar, dan tidak juga dalam. Tetapi
pencetakan digunakan dengan menggunakan selembar saring (stensil).
5. Photogelatin
atau collotype
Cetak
collotype adalah suatu proses foto mekanis yang dipakai untuk memproduksi foto-foto
dan lukisan-lukisan. Sistem cetak ini adalah satu-satunya proses cetak yang
tidak menggunakan nada lengkap yang sesungguhnya sehingga dengan demikian
diperoleh mutu reproduksi yang jauh tinggi mutunya bila dibandingkan dengan
proses cetak lainnya.
6. Flexography
Merupakan
proses cetak tinggi, perbedaannya terletak pada tinta yang digunakan adalah
tinta anilin yaitu aliran dan tidak membutuhkan distribusi.
Semua
mesin anilin adalah mesin-mesin bersilinder dan mempergunakan penyalur kertas.
Acuan cetaknya berupa blok-blok karet yang dibungkuskan pada silinder. Silinder
cetak ini berputar mengenai silinder penekan. Di antara kedua silinder itu
kertas yang akan dicetak ddilintaskan.
7. Letterset/dry
offset
Proses
cetak ini merupakan kombinasi antara dua proses dasar cetak dimana piringan
mesin cetak (dangkal) menyimpan gambar pada silinder kain dan pencetakan
terjadi dari kain. Proses ini dalam pelaksanaannya tanpa menggunakan air dan di
sini terjadi pencetakan tidak langsung.
8. Thermography
Dalam
pelaksanaannya proses cetak ini menggunakan metode kombinasi, yaitu dimulai
dengan mencetak melalui model offset atau letterpress, dengan menggunakan tinta
khusus (non drying inks) dan menambahkan bubuk di sekitar gambar.
9. Elextrostatic
printing
Xerography
merupakan salah satu sistem cetak kering yang didasari prinsip elextrostatic.
Prinsip ini peertama kali di perkenalkan pada tahun 1948 yaitu Xerography.
Meskipun penerapan secara komersil berkembang cepat, namun sebagian besar untuk
mesin fotokopi kantor proses ini menggambarkan suatu perubahan konsep dari yang
sebelumnya.
BAB 111
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
House Journal adalah
salah satu bentuk media komunikasi public relations yang paling tua. House
journal ini tergolong pada private publications (penerbitan untuk kalangan
sendiri) yang dibedakan comercial press (media massa yang dijual untuk umum).
Di Indonesia pada masa Orde baru untuk menerbitkan house journal harus
mendapatkan izin dari depertemen. Ada juga turunan dari house journal adalah:
bentuk-bentuk house journal, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
pembuatan house journal,publik relations memerlukan media house journal,
proposal penerbitan house journal, manajemen penerbitan house journal,
pembagian bidang redaksi house journal, perencanaan isi dan rubrikasi,
pengumpulan informasi untuk house journal, menulis naskah untuk house journal,
desain house journal, penyuntingan naskah house journal, proses pencetakan
house journal.
DAFTAR
PUSTAKA
Soemirat. Soleh dan A. Elvinaro.2010.
Dasar-Dasar Publik Relation. Bandung. PT REMAJA ROSDA KARYA